Swamedikasi Teh Herbal Daun Kelor sebagai Upaya Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat di Desa Sejahtera Kecamatan Palolo
DOI:
https://doi.org/10.54082/jamsi.361Kata Kunci:
Kelor, PKM, Swamedikasi, Teh HerbalAbstrak
Swamedikasi atau pengobatan sendiri menurut WHO adalah pemilihan dan penggunaan obat modern, herbal maupun obat tradisional oleh seseorang individu untuk mengatasi penyakit atau gejala penyakit. Salah satu tanaman herbal yang sangat bermanfaat yaitu tanaman kelor. Kelor (Moringa oleifera Lamk.) adalah obat herbal alami karena memiliki beberapa macam senyawa antioksidan seperti flavonoid, asam askorbat, karotenoid dan fenolat. Kelor memiliki khasiat seperti antijamur, antioksidan, antibakteri, antiradang, diuretikdan sebagai hepaprotektor. Tujuan dari swamedikasi teh herbal daun kelor adalah agar masyarakat khususnya Desa Sejahtera dapat mengobati/mengatasi penyakit dengan gejala ringan dengan menggunakan daun kelor yang dikemas dalam bentuk seduhan teh. Metode yang digunakan pada PKM dilakukan secara ceramah dengan membagikan brosur kepada masyarakat. Hasil survey dari PKM dengan jumlah responden sebanyak 45 orang, diperoleh indeks kepuasan sebanyak 3,46 dengan persentasi 86,44% dengan hasil sangat baik.
Referensi
Britany, M. N., & Sumarni, L. (2021, February). Pembuatan Teh Herbal Dari Daun Kelor Untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Selama Pandemi Covid-19 Di Kecamatan Limo. In Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ (Vol. 1, No. 1).
Nganji, M. U., Lewu, L. D., Jawang, U. P., Killa, Y. M., & Tarigan, S. I. (2021). Pemanfaatan Daun Kelor Sebagai Minuman Herbal Dalam Rangka Mencegah Penyebaran Covid-19. Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal, 4(2), 189-196.
Pradana, D. L. C., & Revina, R. (2019). Pelatihan pembuatan teh daun kelor sebagai antioksidan dan pencegah diabetes bagi masyarakat kampung utan Depok. Sabdamas, 1(1), 201-206.
Rahmawati, P. S., & Adi, A. C. (2016). Daya terima dan zat gizi permen jeli dengan penambahan bubuk daun kelor (Moringa oleifera). Media Gizi Indonesia, 11(1), 86-93.
Sayekti, E. D., Asngad, A., & Chalimah, S. (2016). Aktivitas antioksidan teh kombinasi daun katuk dan daun kelor dengan variasi suhu pengeringan (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
World Health Organization. (1998). The Role of the pharmacist in self-care and self-medication: report of the 4th WHO Consultative Group on the Role of the Pharmacist, The Hague, The Netherlands, 26-28 August 1998. In The Role of the pharmacist in self-care and self-medication: report of the 4th WHO Consultative Group on the Role of the Pharmacist, The Hague, The Netherlands, 26-28 August 1998.
Yang, R. Y., Chang, L. C., Hsu, J. C., Weng, B. B., Palada, M. C., Chadha, M. L., & Levasseur, V. (2006). Nutritional and functional properties of Moringa leaves–From germplasm, to plant, to food, to health. Moringa leaves: Strategies, standards and markets for a better impact on nutrition in Africa. Moringanews, CDE, CTA, GFU. Paris, 1-9.
Yuliani, N. N., & Dienina, D. P. (2015). Uji aktivitas antioksidan infusa daun kelor (Moringa oleifera, Lamk) Dengan Metode 1, 1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH). Jurnal info kesehatan, 13(2), 1060-1082.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2022 Rezky Yanuarty, Ratna Ika Yusuf

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.