Penyuluhan Swamedikasi Terapi Gout Arthritis sebagai Upaya Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat Desa Sejahtera, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah

Penulis

  • Erick Budiawan Program Studi D3 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFA) Pelita Mas Palu, Indonesia
  • Muthmainah Tuldjanah Program Studi D3 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFA) Pelita Mas Palu, Indonesia
  • Rianto Tanggo Doko Program Studi D3 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFA) Pelita Mas Palu, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.54082/jamsi.436

Kata Kunci:

AINS, Allopurinol, Desa Sejahtera, Gout Arthritis, Swamedikasi

Abstrak

Swamedikasi adalah kegiatan atau upaya yang dilakukan seseroang untuk keterjangkauan pengobatan diri sendiri. Gout Arthritis merupakan penyakit dimana terjadi penumpukan kristal asam urat di dalam tubuh dalam jangka waktu yang panjang (Kronik). Prevelensi Gout Arthritis di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun yang menempatkan Gout Arthritis menjadi urutan ke 2 penyakit persendian setelah Osteoarthritis. Allopurinol dan Antiinflamasi nonSteroid (AINS) merupakan obat yang sering diresepkan pada pasien Gout Arthritis dan cenderung mudah didapatkan tanpa resep dokter sehingga berpotensi menimbulkan efek merugikan bagi masyarakat. Hingga saat ini belum pernah dilakukan penyuluhan swamedikasi terapi Gout Arthritis di Desa Sejahtera Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penyuluhan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait perilaku swamedikasi terapi Gout Arthritis. Penyuluhan ini dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi tanya jawab, penilaian tingkat pemahaman masyarakat terkait materi yang diberikan diukur dengan membandingkan nilai pre-test dan post tes. Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan masyarakat terkait swamedikasi terapi Gout Arthritis.

Referensi

Ahmed, S. M., Sundby, J., Aragaw, Y. A., & Abebe, F. (2020). Self-medication and safety profile of medicines used among pregnant women in a tertiary teaching hospital in jimma, ethiopia: A cross-sectional study. International Journal of Environmental Research and Public Health, 17(11). https://doi.org/10.3390/ijerph17113993

Bennadi, D. (2014). Self-medication: A current challenge. Journal of Basic and Clinical Pharmacy, 5(1), 19. https://doi.org/10.4103/0976-0105.128253

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas. Pedoman Penggunaan Obat Bebas Dan Bebas Terbatas, 9–36. http://iai.id/library/pelayanan/pedoman-penggunaan-obat-bebas-dan-bebas-terbatas.

Halim, S. V., Prayitno S, A. A., & Wibowo, Y. I. (2018). Self-Medication With Analgesic Among Surabaya, East Java Communities. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 16(1), 86. https://doi.org/10.35814/jifi.v16i1.424

Khan, A. (2018). Health Complications Associated with Self-Medication. Journal of Physical Fitness, Medicine & Treatment in Sports, 1(4), 4–6. https://doi.org/10.19080/jpfmts.2018.01.555566

M. Rifqi Rokhman, Mentari Widiastuti, Satibi, Ria Fasyah Fatmawati, Na’imatul Munawaroh, Y. A. P. (2018). Penyerahan Obat Keras Tanpa Resep Di Apotek. Volume 7 Nomor 3 – September 2017 p-ISSN:, 7(3), 115–124.

Perhimpunan Reumatologi Indonesia. (2018). Rekomendasi Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan Gout.

Ruiz, M. (2010). Risks of Self-Medication Practices. Current Drug Safety, 5(4), 315–323. https://doi.org/10.2174/157488610792245966

Tambunan, T., Rundjan, L., Satari, H. I., Windiastuti, E., Somasetia, D. H., & Kadim, M. (2012). Formularium Spesialistik Ilmu Kesehatan Anak. Idai, 197–198.

WHO. (2015). Prevalansi Penyakit Sendi. EGC. Jakarta.

Diterbitkan

23-08-2022

Cara Mengutip

Budiawan, E., Tuldjanah, M. ., & Doko, R. T. . (2022). Penyuluhan Swamedikasi Terapi Gout Arthritis sebagai Upaya Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat Desa Sejahtera, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia, 2(5), 1423–1428. https://doi.org/10.54082/jamsi.436