Optimalisasi Website Museum Tani Jawa Indonesia berbasis QR Code dan Bilingual Website Guna Perluasan Pangsa Pasar Wisatawan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
DOI:
https://doi.org/10.54082/jamsi.587Kata Kunci:
Bilingual Website, Museum Tani Jawa Indonesia, Online Travel Agent, Pangsa Pasar Wisatawan, QR Code, Video Profile ContentAbstrak
Museum Tani Jawa Indonesia yang terletak di Desa Wisata Kebonagung, Provinsi D.I. Yogyakarta memiliki banyak koleksi bersejarah yang sarat dengan nilai-nilai kejuangan petani. Potensi yang dimiliki oleh museum ini beserta desa wisata Kebonagung masih belum optimal. Pemasarannya masih belum terintegrasi, jangkauan pangsa pasarnya masih terbatas, dan belum memanfaatkan teknologi informasi secara optimal. Tujuan dari pelaksanaan pengabdian pada masyarakat ini adalah: (1) untuk memudahkan wisatawan dalam mengakses informasi pada setiap benda koleksi di dalam museum melalui media yang aplikatif dan user friendly sesuai dengan perkembangan teknologi masa kini; (2) membantu Museum Tani Jawa Indonesia dan desa wisata Kebonagung mengembangkan jangkauan pangsa pasarnya melalui website bilingual, pengoptimalan content dalam website, kreatifitas paket wisata, dan perluasan kerjasama dengan online travel agent. Kegiatan ini dilengkapi dengan pelatihan pembuatan paket wisata yang menarik dan kreatif serta pelatihan pembuatan akun OTA (Online Travel Agent) beserta pengelolaannya, kemudian diakhiri dengan penyelenggaraan Forum Group Discussion (FGD) yang dihadiri oleh seluruh pengelola museum dan desa wisata. Tahapan dari kegiatan ini yaitu: kerjasama, persiapan, pelaksanaan pengabdian, dan evaluasi. Hasil pengabdian ini diharapkan dapat memperluas pangsa pasar wisatawan, meningkatkan minat berkunjung wisatawan, memperbanyak jumlah kunjungan wisatawan, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan masyarakat lokal Kebonagung dan pemerintah daerah setempat.
Referensi
Abreu-Novais, M., Ruhanen, L., & Arcodia, C. (2015). Destination competitiveness: what we know, what we know but shouldn’t and what we don’t know but should. Current Issues in Tourism, 19(6), 492–512.
Arbulú, I., Razumova, M., Rey-Maquieira, J., & Sastre, F. (2021). Can domestic tourism relieve the COVID-19 tourist industry crisis? The case of Spain. Journal of Destination Marketing & Management, 20, Article 100568.
Ayadi, N., Giraud, M., & Gonzalez, C. (2013). An investigation of consumers’ self-control mechanisms when confronted with repeated purchase temptations: Evidence from online private sales. Journal of Retailing and Consumer Services, 20(3), 272–281.
Bain & Co. (2019). Luxury goods worldwide market study – Fall-winter 2018. https://www.bain.com/contentassets/8df501b9f8d6442eba00040246c6b4f9/bain_digest_luxury_goods_worldwide_market_study_fall_winter_2018.pdf/ Accessed November 18, 2019.
Banjarnahor, D., Ginting, M. F., Widyaningrum, I., Hidayati, H., Gozali, A. A., Terapan, F. I., & Telkom, U. (2016). Toba Museum “Museum Berbasis Virtual Reality Untuk Mempromosikan Kebudayaan Sumatera Utara.” E-Proceeding of Applied Science, 2(2), 733–740.
Barrot, L., Calder´on, C., & Serv´en, L. (2016). Openness, specialization and the external vulnerability of developing countries. The World Bank.
Batat, W. (2020). How Michelin-starred chefs are being transformed into social bricoleurs? An online qualitative study of luxury foodservice during the pandemic crisis. Journal of Service Management, 32(1), 87–99.
Bhat, S. A., & Shah, M. A. (2014). Diffusion of Internet technology in the tourism sector: An empirical study. Journal of Transnational Management, 19(2), 152–164.
Bruch dan Strater. (1974). Information System: Theory and Practice. Hamilton Publishing Company. Santa Barbara.
Duro, J. A., P´erez-Laborda, A., & Fern´andez-Fern´andez, M. (2022). Territorial tourism resilience in the COVID-19 summer. Annals of Tourism Research Empirical Insights, 3, Article 100139.
Gnangnon, K. (2016). Trade openness and structural vulnerability in developing countries. Journal of Economics Studies, 43(1), 70–89.
Li, G., Song, H., Cao, Z., & Wu, D. C. (2013). How competitive is Hong Kong against its competitors? An econometric study. Tourism Management, 36(1), 247–256.
Pemerintah Indonesia. (1995). Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 1995 tentang Pemeliharaan Dan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum. Jakarta. Republik Indonesia.
Petr, C. (2010). E-tourisme-L’influence des technologies de l’information sur le consommateur. In A. Decrop (Ed.), Le touriste consommateur-Comprendre les comportements pour am´eliorer son efficacit´e marketing (pp. 281–300). De Boeck.
Rouillard, J. (2008). Contextual QR Codes. Proceedings of the Third International Multi Conference on Computing in the Global Information Technology. ICCGI. Athens. Greece.
Tasruddin, R. (2015). Strategi Promosi Periklanan Yang Efektif. Jurnal Al-Khitabah, 2(2), 107–116.
Terry, George R dan Leslie W. Rue. (2014) Dasar-Dasar Manajemen (Principles of Management). Bumi Aksara. Jakarta.
UNWTO. (2022). Tourism dashboard. Vulnerability of destinations. Available online: In S. Williams (Ed.), Tourism geography: A new synthesis (2n ed). Routledge, 2009.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2022 Sutirman Sutirman, Rullyana Puspitaningrum Mamengko, Ariadie Chandra Nugraha

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.