Penyuluhan tentang Pengenalan dan Deteksi Zat Aditif Berbahaya pada Makanan serta Dampaknya bagi Kesehatan di Desa Kertosari Situbondo

Penulis

  • Udrika Lailatul Qodri Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibrahimy, Indonesia
  • Qurrotu A'yuni Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibrahimy, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.54082/jamsi.680

Kata Kunci:

Dampak Kesehatan, Makanan, Zat Aditif

Abstrak

Penggunaan zat aditif makanan atau food additive sengaja ditambahkan untuk menjaga kualitas makanan. produsen maupun konsumen produk makanan tidak mengetahui secara pasti terhadap zat aditif berbahaya yang dilarang penggunaannya pada bahan pangan seperti zat warna tektil Rhodamin B dan Metil yellow. Ketidaktahuan masyarakat berpengaruh terhadap dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh zat aditif berbahaya seperti sakit kepala, sakit tenggorokan bahkan penyakit kronis seperti kanker. pengenalan bahan aditif akan memberikan wawasan dan kemampuan untuk mendapatkan pola hidup lebih sehat. ketercapaian target peserta pada kegiatan ini mencapai 95%. Tingkat pemahaman masyarakat pada zat aditif sebesar 62% dan meningkat menjadi 99%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat antusias peserta dalam menerima materi yang diberikan sangat tinggi sehingga dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang zat aditif berbahaya pada makanan. Uji kualitatif pewarna rhodamin dan metil yellow pada beberapa sampel makanan ringan diperoleh hasil negatif.

Referensi

BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan R. I). (2008). Informasi Pengamanan Bahan Berbahaya: Rodamin B. Jakarta: BPOM.

Branen, A. L., Davidson, P. M., Salminen, S., & Thorngate III, J., H. (2002). Food Additives: Second Edition. Marcel Dekker, Inc. New York

Chikmah, A.M., Maulida, I. (2019). Identifikasi Bahan Tambahan Pangan yang Berbahaya (Rhodamin B dan Borak) pada Jajanan di Lingkungan Jl. Kartini Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal. Jurnal Ilmiah Farmasi parapemikir: Hal. 8(2): 1- 4

Fauziah, R. R. (2014). Kajian keamanan pangan bakso dan cilok yang berdar di lingkungan universitas jember ditinjau dari kandungan boraks, formalin dan TPC. Jurnal Agroteknologi, 8(01), 67-73.

Hadi Putra, I., Setyawan, B. & Ulfa, R. (2020) ‘Identifikasi Formalin dan Boraks pada Produk Bakso di Kecamatan Bamyuwangi’, Teknologi Pangan Dan Ilmu Pertanian, 2(03).

Karunia & Finisa. B. (2013). Kajian Penggunaan Zat Adiktif Makanan (Pemanis dan Pewarna) pada Kudapan Bahan Pangan Lokal di Pasar Kota Semarang. Food Science and Culinary Education Journal, 2(2),7-78.

Kholifah, S. (2018). Uji Boraks Dan Formalin Pada Jajanan Disekitar Universitas Yudharta Pasuruan. Media Informasi dan Komunikasi Ilmiah Teknologi Pertanian, 9(1), pp. 10–19.

Lestari, T. R. P. (2020) ‘Keamanan Pangan Sebagai Salah Satu Upaya Perlindungan Hak Masyarakat Sebagai Konsumen’, Jurnal Masalah-masalah Sosial, 11(1), pp. 57–72.

Madina, F.E., Rina Elvia., & I Nyoman Chandra. (2017). Analisis Kapasitas Adsorpsi Silika Dari Pasir Pantai Panjang Bengkulu Terhadap Pewarna Rhodamine B. Jurnal Alotrop,1(2), 98- 101.

Paratmanitya, Y., & Aprilia, V. (2016). Kandungan bahan tambahan pangan berbahaya pada makanan jajanan anak sekolah dasar di Kabupaten Bantul. Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics), 4(1), 49-55.

Tjuana, R. , Tampa’i R., & Palandi, R., R., Paat, V. I. (2021). Analisis Kandungan Rhodamin B Pada Saus Cilok Yang Beredar Di Kota Tomohon. The Tropical Journal of Biopharmaceutical, 4 (1), 58-65

Yamin, M., Jamaluddin, K., & Nasruddin. (2018). Penyadaran Masyarakat Mengenai Dampak Negatif Penggunaan Zat Adiktif Pada Makanan Terhadap Kesehatan. Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat, 1(1), 44-53.

Diterbitkan

11-02-2023

Cara Mengutip

Qodri, U. L. ., & A’yuni, Q. (2023). Penyuluhan tentang Pengenalan dan Deteksi Zat Aditif Berbahaya pada Makanan serta Dampaknya bagi Kesehatan di Desa Kertosari Situbondo. Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia, 3(2), 451–456. https://doi.org/10.54082/jamsi.680