Pemanfaatan Air Hujan untuk Penanggulangan Banjir dan Kekeringan Kota Semarang
DOI:
https://doi.org/10.54082/jamsi.684Kata Kunci:
Banjir, Biopori, Hujan, KekeringanAbstrak
Banjir dan kekeringan menjadi salah satu siklus bencana yang berulang dan terus menjadi permasalahan yang belum terpecahkan pada beberapa daerah. Berbagai faktor yang mendorong kondisi bencana tersebut berulang, salah satunya adalah ketidakseimbangan antara pemanfaatan dan ketersediaan. Alih fungsi lahan menjadi isu yang paling sering di gaungkan terkait menurunnya ketersedian air kususnya air tanah. Menurunnya daerah resapan dan hujan yang cenderung menjadi aliran permukaan menimbulkan siklus bencana kekeringan dan banjir terus berulang. Pemanfaatan air hujan dengan meresapkan kembali kedalam tanah agar ketersediaan di musim kering terjaga dan mengurangi aliran permukaan yang berpotensi menjadi banjir. Pengabdian masyarakat ini memberikan sosialisasi pada masyarakat, kususnya di daerah hulu yang sudah beralih fungsi untuk perumahan, dan Bersama-sama membuat biopori dilingkungan masyarakat tersebut. Dengan sosialisasi dan kegiatan pembuatan biopori bersama tersebut, masyarakat dilokasi pengabdian memberikan apresiasi positif dan berkomitmen untuk melanjutkan pembuatan biopori karena paham akan manfaatnya. Hasil pelaksanaan kegiatan membuat lobang biopori sebanyak 300 titik disertani pemberian alat berupa bor pembuatan lubang biopori.
Referensi
Baguna, F. L., Tamnge, F., & Tamrin, M. (2021). Pembuatan Lubang Resapan Biopori (Lrb) Sebagai Upaya Edukasi Lingkungan. Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(1), 131. https://doi.org/10.24198/kumawula.v4i1.32484
Elsie, Israwati, H., Herlina, N., Badrun, Y., & Gesriantuti, N. (2017). Damai Pekanbaru. Jurnal Untuk Mu NegeRI, 1(2), 93–97.
Gholam, G. M., Kurniawati, I. D., Laely, P. N., Amalia, R., Mutiaradita, N. A., Rohman, S. N., Pangestiningsih, S., Widyaningsih, H., & Amalia, K. R. (2021). Pembuatan dan Edukasi Pentingnya Lubang Resapan Biopori (LRB) untuk Membantu Meningkatkan Kesadaran Mengenai Sampah Organik serta Ketersediaan Air Tanah di Dusun Tumang Sari Cepogo. Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, 9(2), 108. https://doi.org/10.26418/jtllb.v9i2.48548
Hidayat, A., Wibowo, M. A., Utomo, J., Hatmoko, D., Kistiani, F., Sentik, S., Merukh, H., Zachari, M., Sipil, D. T., Teknik, F., & Diponegoro, U. (2021). Infiltrasi Dan Cadangan Air Tanah Serta Pengendalian. Jurnal Pasopati, 3(3), 129–133.
Nugroho, D. A., & Handayani, W. (2021). Kajian Faktor Penyebab Banjir dalam Perspektif Wilayah Sungai: Pembelajaran Dari Sub Sistem Drainase Sungai Beringin. Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota, 17(2), 119–136. https://doi.org/10.14710/pwk.v17i2.33912
Rahmaniah. (2021). Analisis Penyebab Bencana Alam Banjir yang Ada di Wilayah Indonesia. 1–10. http://dx.doi.org/10.31219/osf.io/gmpn4
Rosyidie, A. (2013). Banjir: Fakta dan Dampaknya, Serta Pengaruh dari Perubahan Guna Lahan. Journal of Regional and City Planning, 24(3), 241. https://doi.org/10.5614/jpwk.2013.24.3.1
Salimah, A., Yelvi, Swastika, T. idya, Barry, H., & Andikanoza. (2020). Biopori sebagai upaya mengatasi banjir dan ketersediaan air tanah di Lingkungan Pesantren Nurul Huda. Pengabdian Kepada Masyarakat KOMMAS, 1(2), 70–78.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Pranu Arisanto, Suhardi Suhardi, Wahyu Prasetyo, Didit Pujirianto, Daru Jaka Sasangka

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.